Wamenkeu Anggito: Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Bukan Hal yang Mustahil
Liputan6.com, Yogyakarta – Pemerintahan baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memiliki target pertumbuhan ekonomi nasional 7 sampai 8% setiap tahunnya. Menurut Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI, Anggito Abimanyu target tersebut tidak mustahil untuk dicapai dengan sumber daya alam Indonesia yang dikelola dengan baik.
“Kita saat ini di sektor energi sudah tertinggal beberapa tahun. Padahal kalau kita lihat sumber energi itu cadangannya banyak di Indonesia,” ucap Anggito orasi ilmiah tentang agenda besar nasional di sektor pendidikan dan industri, di acara puncak Dies Natalis ke-15 Sekolah Vokasi UGM di Ballroom TILC Sekolah Vokasi, Senin 28 Oktober 2024.
Anggito mengatakan saat ini Pertamina dan Pembangkit Listrik Negara (PLN) menjadi pemegang transisi energi Indonesia, diminta presiden agar kedua institusi tersebut menjadi lebih kuat dan berdaya memenuhi kebutuhan energi nasional. Terlebih saat ini, produksi energi sudah berada di angka 600 juta ton per barel/tahun, sementara kebutuhan energi 1,5 juta dan terus meningkat setiap tahunnya. “Perusahaan seperti Pertamina dan PLN ini membutuhkan strongest talent ya, jadi itu tugas perguruan tinggi untuk menyediakan SDM yang berdaya saing,” tambah Anggito.
Menurut Anggito tahun 2030 nanti, jumlah masyarakat kelas pekerja akan mencapai puncaknya dan mengancam penyebab krisis jika tidak dimanfaatkan dengan baik dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Bagi Anggito, Sekolah Vokasi UGM tentunya menjadi salah satu agent of change dalam membentuk SDM yang kompetitif dan inovatif. “Talenta-talenta muda berprestasi diharapkan dapat muncul dan berkreasi tanpa halangan ekonomi,” katanya.
Sementara itu, Rektor UGM, Ova Emilia, mengatakan pendidikan vokasi mampu menjembatani perguruan tinggi dan industri dengan berbagai bentuk kerja sama sehingga sekolah vokasi harus meningkatkan kapasitasnya. Ova menyebut hingga saat ini, ada 370 mitra industri maupun institusi lain yang berkolaborasi dengan SV UGM. “Ada dua hal penting bagi sekolah vokasi. Pertama, perlunya mengadaptasi teknologi. Kedua, keselarasan kompetensi untuk menjawab tantangan industri,” tutur Ova.
Ova menyatakan lulusan SV UGM tidak hanya dibentuk untuk memenuhi kebutuhan industri, namun juga SDM yang mampu menciptakan peluang bisnis dan berwirausaha. “Nantinya, generasi muda dapat berinovasi hingga menciptakan lapangan kerja baru berbasis teknologi terkini,” paparnya.
Dekan SV UGM Agus Maryono, memaparkan pencapaian fakultas tahun ini, SV UGM mencatat jumlah mahasiswa yang semakin meningkat dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, proporsi mahasiswa mengikuti program magang MBKM berjumlah 60,7% dari total mahasiswa atau sebanyak 628 mahasiswa. “Hal ini menunjukkan komitmen SV UGM dalam memberikan pendidikan practice industri pada mahasiswa,” katanya.
Di puncak Dies Sekolah Vokasi kali ini, mengundang Direktur Utama PT. Pertamina, Nicke Widyawati dan Adi Priyanto selaku Direktur Distribusi PT PLN Indonesia. PT. Pertamina memberikan hibah dana pembuatan mini auditorium SV UGM dan PT PLN Indonesia memberikan dana bantuan untuk renovasi Collaborative Space. Kedua hibah ini bentuk kontribusi industri bagi peningkatan kualitas pendidikan dan mendukung pembentukan generasi kompetitif dan inovatif yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.
Tinggalkan Balasan