Teknologi di Tangan Guru, Kisah Pak Wito Menginspirasi Desa Terpencil
Plt Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara, Emy Rosana Saleh, mengakui, SMPN 7 Muara Kaman menunjukkan perkembangan signifikan, tak hanya dari semangat belajar siswa, tetapi juga para gurunya.
“Animo siswa memang berubah, yang awalnya malas ke sekolah, dengan pembelajaran berbasis teknologi, sangat mengubah animo siswa untuk belajar. Kadang jam 13.00 mereka seharusnya sudah pulang. Sekarang, mereka belajar sampai sore di sekolah. Saya juga melihat guru-guru di SMPN 7 Muara Kaman luar biasa perubahannya. Walau ada yang senior, semangat mempelajari pembelajaran berbasis teknologi ini sangat tinggi,” ungkap Emy.
Dinas pendidikan, kata dia, juga memberikan dukungan dengan peningkatan sarana dan prasarana sekolah. Salah satunya, penguatan jaringan internet. Ia mengatakan, saat ini jaringan internet sudah bisa diakses di dalam kelas. Sebelumnya, guru dan siswa harus mengadakan pembelajaran di luar ruangan demi mendapatkan sinyal internet.
“Untuk kelistrikan juga, kami support dengan tenaga surya yang bahkan saat ini bisa menerangi satu desa. Jadi kehadiran perangkat TIK untuk belajar dan sarana pendukungnya sangat berarti bagi sekolah-sekolah di pelosok karena bisa membuat siswa semangat ke sekolah,” kata Emy.
Hal yang sama diungkapkan Suwito. Kehadiran perangkat TIK untuk kegiatan belajar mengajar ini memiliki makna yang sangat besar. “Sangat berarti, terutama untuk anak-anak kami. Mereka merasa tidak dianaktirikan. Meski jauh dari perkotaan, mereka juga tahu perkembangan teknologi dan informasi. Dan saya merasakan perkembangan di anak-anak itu luar biasa, wawasannya jadi lebih luas,” ujar dia.
Teknologi membawa para siswanya mengetahui perkembangan dunia sehingga membuat mereka memiliki wawasan luas dan berani bermimpi. “Mendengar ada siswa yang berani bercita-cita menjadi wakil presiden saja, saya senang luar biasa. Saya sekarang berani bilang dan bangga, saya seorang guru. The real teacher,” lanjut Wito.
Hal yang mungkin sederhana bagi sebagian orang, tetapi tidak bagi Pak Wito, seorang guru di pelosok Kalimantan, yang memiliki harapan besar bagi masa depan anak didiknya. Melalui penggunaan teknologi di kelas, Suwito, seorang guru di pelosok Kalimantan, berhasil mengubah semangat belajar siswa dan membantu mereka memahami dunia luar, memberikan mereka mimpi yang lebih besar.
Tinggalkan Balasan