Liputan6.com, Jakarta – Jakarta merupakan pusat kegiatan ekonomi di Indonesia. Sebagai kota paling aktif di Indonesia, Jakarta mengalami laju urbanisasi dan pembangunan yang sangat pesat. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dan kawasan permukiman serta perkantoran yang semakin padat, kebutuhan akan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi semakin mendesak. Ruang Terbuka Hijau berfungsi sebagai paru-paru kota untuk menyerap polusi udara yang semakin dibutuhkan oleh warga Jakarta.

PERURI yang memiliki area perkantoran pusat berada di tengah-tengah Kota Jakarta Selatan, telah menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap pelestarian lingkungan dengan memulai inisiatif hijau membangun Kota Peruri yang memiliki area seluas 5,4 hektare. Kota Peruri terdiri dari beberapa zona, di antaranya area kerja INA Digital sebagai pusat penyedia layanan digital pemerintah, M Bloc Space sebagai creative hub bagi anak muda, dan Taman Kota Peruri.

Kota Peruri yang memiliki slogan “innovation and creativity for a sustainable tomorrow”, merupakan wujud inisiatif optimalisasi idle asset PERURI, dari area eks pabrik percetakan uang yang dikembangkan melalui prinsip lokalitas dan adaptive reuse dengan mempertahankan style arsitektur art deco serta kepedulian terhadap konsep sustainability.

Pengembangan masterplan Kota Peruri bertitik tolak dari pembangunan Taman Kota Peruri sebagai kawasan terbuka hijau yang diharapkan dapat terus bertumbuh menjadi salah satu oase di tengah kota Jakarta Selatan. Pembangunan Taman Kota Peruri telah dimulai sejak satu tahun lalu, ditandai dengan acara groundbreaking yang didukung oleh Kementerian BUMN dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Taman Kota Peruri memiliki lokasi yang strategis, diapit oleh beberapa fasilitas transportasi umum di antaranya 2 Stasiun MRT, Halte Bus TransJakarta dan Terminal Bus Blok M, sehingga lokasinya sangat mendukung untuk penyelenggaraan berbagai aktivitas bagi komunitas kreatif maupun teknologi.

Taman Kota Peruri mengusung beberapa konsep yang unik: Pertama, adaptive reuse yaitu penataan kembali kawasan dengan mempertahankan area bangunan heritage melalui renovasi dan revitalisasi. Kedua, memanfaatkan lahan eks bangunan pabrik pencetakan uang yang dimanfaatkan menjadi pelataran outdoor untuk pertunjukan seni budaya. Ketiga, Taman Kota Peruri akan berfungsi sebagai etalase bagi pohon-pohon nusantara yang akan terus bertumbuh seperti Pohon Kapuk Randu, Pohon Baobab, Pohon Bodhi, Pohon Pulai dan Pohon Kamboja serta tanaman kebutuhan sehari-hari (edible garden).

“PERURI saat ini tengah berupaya menghadirkan area penghijauan melalui pembangunan Taman Kota Peruri, yang sebelumnya padat dengan bangunan, namun dengan tetap bisa menghadirkan suasana heritage-nya. Selain itu Kota Peruri juga mendukung kreativitas anak muda seperti yang sudah dirilis sebelumnya yaitu M Bloc Space, dan kami juga mendukung teknologi masa depan dengan adanya Working Space INA Digital sebagai pusat penyedia layanan digital pemerintah yang berada di area Kota Peruri.” kata Dwina Septiani Wijaya, Direktur Utama PERURI saat memberikan sambutannya.

Taman Kota Peruri tidak hanya berfungsi sebagai ruang hijau publik yang memberikan udara segar dan menyeimbangkan ekosistem di tengah kepadatan kota, tetapi juga menjadi simbol kepedulian PERURI terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.



Source link