Sains Ungkap Fenomena Keberadaan Hantu
Sejumlah pakar mengungkapkan fenomena penampakan makhluk halus alias hantu terkait dengan perubahan sinyal otak. Dikutip dari Science Daily pada Senin (28/10/2024), para peneliti EPFL di Swiss telah berhasil menciptakan apa yang disebut ilusi hantu di laboratorium.
Tim peneliti Olaf Blanke di EPFL mengungkap “rasa kehadiran hantu” sebenarnya hasil dari perubahan sinyal otak sensorimotor. Fenomena ini melibatkan kesadaran diri dengan mengintegrasikan informasi dari gerakan kita dan posisi tubuh kita di ruang.
Para peneliti pertama-tama menganalisis otak dari 12 pasien dengan gangguan saraf. Analisis MRI otak pasien mengungkapkan adanya gangguan pada tiga daerah kortikal yakni, korteks insular, korteks parietal-frontal, dan korteks temporo-parietal.
Ketiga area ini terlibat dalam kesadaran diri, gerakan, dan rasa posisi dalam ruang (proprioception). Bersama-sama, mereka berkontribusi pada pemrosesan sinyal multisensor, yang penting untuk persepsi tubuh sendiri.
Dalam jurnal yang diunggah Current Biology, para ilmuwan kemudian melakukan percobaan “disonansi” di mana peserta yang ditutup matanya melakukan gerakan dengan tangan di depan tubuh. Di belakang mereka, perangkat robot mereproduksi gerakan mereka, menyentuh punggung mereka secara realtime.
Hasilnya adalah semacam perbedaan spasial, tetapi karena gerakan robot yang tersinkronisasi, otak peserta dapat beradaptasi dan mengoreksinya. Selanjutnya, para ahli saraf memperkenalkan penundaan sementara antara gerakan peserta dan sentuhan robot.
Di bawah kondisi asinkron ini, mendistorsi persepsi temporal dan spasial, para peneliti mampu menciptakan kembali ilusi hantu. Para peserta tidak menyadari tujuan percobaan.
Setelah sekitar tiga menit sentuhan tertunda, para peneliti menanyakan apa yang mereka rasakan. Secara naluriah, beberapa subjek melaporkan “rasa kehadiran” yang kuat, bahkan menghitung hingga empat “hantu” yang sebenarnya tidak ada.
Penelitian ini menegaskan bahwa hal itu disebabkan oleh persepsi yang berubah dari tubuh mereka sendiri di otak.
(Tifani)

Tinggalkan Balasan