Guntur menjelaskan bahwa Pemkab Banyuwangi rutin menggelar festival sastra sebagai upaya untuk menghidupkan kecintaan pada sastra di kalangan pelajar dan warga. Seperti  festival sastra tahun 2024 yang menampilkan dan mengkompetisikan sastra tidak hanya berbahasa Indonesia, namun juga sastra berhahasa Using, Jawa, dan Bahasa Inggris.

“Festival sastra kita gelar bukan hanya perayaan karya sastra, tapi juga momen penting merenungkan kembali bagaimana sastra berperan dalam merevitalisasi bahasa daerah,” kata Guntur. 

Salah sastrawan asal Malaysia, dari Malaysia salah satunya hadir Sastrawan Mohamad Saleeh Rahamad menjelaskan jika hadir di Banyuwangi menjadi salah satu kebanggan dan momen yang dinantikan. 

“Bertemu dengan para penyair antar negara untuk berbagi pengalaman yang berharga,” kata Mohamad Saleh Rahamaad. Ia juga berkesempatan membacakan puisinya dalam buku antologi Puisi “Ijen Purba” dengan judul “Lelaki-Lelaki Perkasa Banyuwangi”.

Acara pembukaan tersebut juga sekaligus dirangkai dengan peluncuran buku Antologi Puisi Jambore Sastra Asia Tenggara “Ijen Purba: Tanah, Air dan Batu”. 

“Buku antologi puisi tersebut tersebut sendiri berisi karya 200 penyair yang hadir di Banyuwangi pada Jambore ini,” Ketua Dewan Kesenian Blambangan Hasan Basri.

Sementara itu, tema “Ijen Purba: Tanah, Air dan Batu” dipilih karena Gunung Ijen sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada tahun lalu. Ini adalah salah satu cara Banyuwangi untuk mengenalkan Geopark Ijen lebih luas ke manca negara lewat jalur sastra.

 



Source link