Liputan6.com, Jakarta Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengingatkan jemaah haji untuk melakukan tawaf wada sebelum kembali ke Indonesia. Tawaf wada merupakan perpisahan yang dilakukan sebelum jemaah haji meninggalkan Kota Makkah.

“Bagi jemaah haji lansia dan risiko tinggi (risti) dianjurkan melakukan tawaf wada dengan menggunakan kursi roda atau skuter matik jika kondisi di sekitar Kakbah penuh sesak,” kata Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda, dikutip dari siaran pers, Minggu (23/6/2024).

Menurut Widi, jemaah haji lemah dan sakit yang benar-benar tidak mampu melakukan tawaf wada dapat mengambil pendapat Imam Malik yang mengatakan hukum tawaf wada adalah sunah. Selain itu, bagi orang sakit atau uzur yang meninggalkan tawaf wada tidak dikenakan dam.

Widi mengingatkan jemaah untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan menjaga kesehatan tubuh sebelum pulang ke Tanah Air. Jemaah haji lemah, lansia dan risti sebaiknya tidak memburu ibadah-ibadah sunah yang membutuhkan tenaga ekstra usai mabit di Mina.

“Seperti dengan selalu datang untuk salat berjemaah di Masjidil Haram, melakukan umrah sunah, atau melakukan tawaf sunah berulang-ulang,” jelas Widi.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pukul 10.10 WIB, jemaah haji Indonesia yang wafat berjumlah 233 orang.

Sementara itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama  (Kemenag) Hilman Latief memastikan bahwa tidak ada jamaah haji Indonesia yang tergeletak wafat di Mina tanpa adanya penanganan.

“Gambar itu yang beredar tidak mencerminkan yang terjadi pada jamaah kita,” ujar di Makkah, Jumat, 21 Juni 2024.

Pernyataan ini merespons beredarnya video di media sosial perihal jemaah yang tergeletak di jalanan jalur Jamarot, Mina. Mereka dinarasikan telah meninggal dunia dan hanya ditutup oleh kain ihram. Video tersebut membuat masyarakat di Tanah Air waswas, khawatir ada saudaranya yang mengalami hal serupa.

Hilman mengakui, memang terdapat jamaah Indonesia yang meninggal dunia saat prosesi puncak haji di Mina. Namun mereka wafat saat dalam penanganan petugas kesehatan di tenda-tenda maupun saat dirawat intensif di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

Ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Sebab jemaah haji Indonesia selalu mendapatkan penanganan dari petugas haji. Bahkan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) banyak petugas yang berjaga di banyak tempat.

“Jumlah jamaah yang wafat banyak, tapi tak sebanyak tahun lalu. Tapi video yang tersebar itu bukan terkait dengan jemaah kita. Ada dugaan haji dibiarkan,” katanya.

“Yang ada petugas haji kita full team. Ada beberapa spot di sana dan langsung ditangani,” kata Hilman menambahkan.

Rangkaian ibadah haji telah usai, kini jemaah haji asal Indonesia secara bertahap kembali ke Tanah Air.



Source link