Direktur Operasional & HSE PT Berau Coal, Arief Wiedhartono, menjelaskan pada awalnya, mereka mencoba menanam pisang untuk menguji kesesuaian tanaman dengan lahan tersebut, dan hasilnya menunjukkan pertumbuhan yang baik. Hal ini mendorong keputusan untuk menanam kakao di sana.

“Kakao ini tanaman yang agroforestry, yang baik ditanam bersama tanaman lainnya. Secara ekosistem nantinya sangat ramah dengan lingkungan,” jelasnya.

Kakao dipilih karena tanaman ini terbukti cocok tumbuh di area tambang. Setelah melakukan studi, Berau Coal bekerja sama dengan Puslitkoka untuk mengembangkan kakao secara optimal. Selain itu, kakao juga merupakan salah satu komoditas unggulan di Kaltim.

Arief mengakui saat PT Berau Coal mendampingi petani, ditemui tantangan ketika pasca-panen. Untuk memberikan solusi kepada permasalah petani dan sektor perkebunan kakao di Berau, mereka membantu proses hilir kalao ini dengan mendirikan pabrik dan menyerap seluruh hasil panen petani untuk distandarisasi agar dapat memenuhi kualitas pasar.

“Kemudian kami olah, karena sebelumnya kakao yang langsung dari petani, kualitasnya belum memenuhi standar pasar. Makanya, prosesingnya yang bersifat teknis itu kami ambil alih dan kami lakukan di Pabrik untuk dapat memenuhi spesifikasi pasar sekaligus melakukan pendampingan kepada petani. ” katanya.

Kini, kakao Berau selain diminati oleh pasar domestik juga telah pernah diekspor ke negara-negara seperti Belanda dan Italia, serta sampelnya telah dikirim ke Jepang.

“Kualitas kakao Berau bisa diterima oleh mereka. Hari ini, kendalanya kita barangnya saja yang tidak ada. Untuk itu, kami terus mengembangkan perkebunan kakao di Berau, agar produksinya terus meningkat,” ungkapnya

Arief juga menyebut kunjungan Pj Gubernur Kaltim beserta rombongan sangat berarti bagi Berau Coal, karena memberi kesempatan untuk melanjutkan kolaborasi dengan pemerintah dalam pengelolaan lahan pascatambang.

Saat ini, telah banyak upaya dilakukan untuk memulihkan lahan kritis pascatambang, salah satunya melalui pengembangan Kembang Mapan. Kawasan ini kini telah pulih berkat komitmen Berau Coal dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Selain itu, berbagai program di Kembang Mapan telah terintegrasi dengan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

“Kawasan Kembang Mapan manfaatnya berkelanjutan, tidak hanya pada saat ada batubaranya saja. Ketika batubaranya telah diambil, kawasan ini terus memberikan manfaat secara lingkungan, ekonomi dan sosial untuk masa depan. Serta saling terintegrasi satu sama lain,” bebernya.

Di sela-sela kunjungan tersebut, Pj Gubernur Akmal Malik beserta rombongan diajak mengunjungi lapangan golf yang merupakan bagian dari area Kembang Mapan. Pj Bupati Berau, Sufian Agus, sempat mencoba mengayunkan stik golf, merasakan langsung pengalaman bermain di tempat yang dulunya merupakan lahan tambang dan kini telah menjadi lahan produktif terintegrasi.



Source link