Peringatan Gus Baha, kalau Sholat Tahajud Hanya Minta Hajat Terkabul Lebih Baik Tidur Saja
Menurut Gus Baha, sikap menuntut terkabulnya doa hanya akan menurunkan nilai spiritual ibadah itu sendiri. Ibadah tahajud seharusnya dilandasi oleh keikhlasan dan ketundukan sepenuhnya kepada kehendak Allah, tanpa pamrih dan tanpa syarat.
Hanya dengan cara ini, seorang hamba bisa merasakan kedamaian dan keberkahan yang sesungguhnya dari ibadah malam tersebut.
Gus Baha menambahkan, banyak orang yang salah kaprah menjadikan tahajud sebagai alat tawar-menawar dengan Allah.
Ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka mulai menyalahkan agama, bahkan merasa bahwa ajaran Nabi tentang doa mustajab dalam tahajud tidak terbukti.
Oleh karena itu, Gus Baha menyarankan agar umat muslim tidak terlalu fokus pada hasil atau terkabulnya hajat ketika melaksanakan tahajud.
“Lebih baik tidur jika tujuan tahajud hanya untuk hajat pribadi,” ulangnya, menekankan pentingnya niat yang lurus dalam beribadah.
Pendekatan ini tidak berarti menyepelekan tahajud, namun lebih kepada menjaga kemurnian niat dalam melaksanakan ibadah. Gus Baha mengajak agar umat muslim lebih memahami tujuan utama ibadah tahajud sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan bukan sekadar untuk menggapai keinginan duniawi.
“Jadi, kalau kita mau tahajud, lakukanlah dengan niat karena Allah, bukan karena keinginan pribadi,” pungkasnya.
Dengan demikian, umat akan terhindar dari kekecewaan jika doanya belum terkabul, dan tetap bisa menikmati kedamaian dalam beribadah.
Pandangan Gus Baha ini membuka mata banyak orang akan pentingnya meluruskan niat dalam beribadah. Ibadah, termasuk tahajud, seharusnya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, bukan sekadar jalan untuk mengejar harapan-harapan dunia yang mungkin belum tentu terbaik bagi kita.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Tinggalkan Balasan