Perangi Kejahatan Siber, BRImo Ungkap Strategi Perlindungan yang Ampuh
Liputan6.com, Jakarta- Kejahatan siber, atau yang sering disebut cybercrime, kian marak di era digital ini. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, mulai dari perangkat hingga jaringan internet, para pelaku kerap mengeksploitasi data pribadi korban yang bersifat rahasia.
Salah satu bentuk kejahatan siber yang paling sering terjadi adalah peretasan. Dalam aksi ini, pelaku berusaha meretas sistem untuk mencuri data pribadi dan informasi keuangan. Dampaknya tidak hanya terbatas pada pencurian data, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.
Menanggapi ancaman ini, Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menyatakan bahwa BRI sangat serius dalam menjaga keamanan data dan dana nasabah.
“Kami memiliki framework umum untuk keamanan siber. Jika terjadi insiden buruk, kami telah menyiapkan serangkaian alat dan prosedur standar untuk memastikan data nasabah tetap aman,” jelas Arga.
Pengamanan internal di BRI dilakukan secara berulang dan menyeluruh. Contohnya, BRI menerapkan freight monitoring dan memiliki Security Operation Center (SOC) yang beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, untuk memantau berbagai ancaman siber. Selain itu, BRI secara rutin melakukan audit dan asesmen dengan pihak ketiga dan mitra untuk memastikan keamanan.
Pengamanan juga dilakukan secara menyeluruh, mulai dari jaringan, server, hingga pusat data, dengan pendekatan komprehensif dan end-to-end. Pemantauan keamanan juga rutin dilakukan.
Arga juga menekankan pentingnya keamanan dari sisi sumber daya manusia. “Kami membangun kesadaran dan kehati-hatian di kalangan pegawai kami, dan hal yang sama juga kami terapkan kepada nasabah kami,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah ini, BRI berkomitmen untuk melindungi data dan dana nasabah dari ancaman kejahatan siber.
Tinggalkan Balasan