Pentingnya Meningkatkan Kesadaran Risiko Bagi Kesehatan Mental di Tempat Kerja
Liputan6.com, Jakarta – Kesehatan mental kini menjadi topik hangat, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan jiwa.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2019, diperkirakan 15% orang dewasa usia kerja mengalami gangguan mental. Secara global, diperkirakan 12 miliar hari kerja hilang setiap tahun di seluruh dunia akibat depresi dan kecemasan, dengan biaya mencapai USD 1 triliun per tahun dalam kehilangan produktivitas.
Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia pada 10 Oktober 2024, Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo) menggelar diskusi bertajuk “Membangun Kesadaran Risiko Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja” pada Kamis, 24 Oktober.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan risiko kesehatan mental dan mencari solusi praktis untuk mendukung kesehatan mental sebagai pilar pembangunan di Indonesia.
Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, dr. Puspita Tri Utami, menjelaskan bahwa Kemenkes turut aktif mengampanyekan kebijakan berbasis risiko, terutama kesehatan mental.
Menurut dr. Puspita, kesehatan mental memiliki dampak yang signifikan terhadap produktivitas, hubungan sosial, dan kualitas hidup seseorang. Namun, kesehatan mental kadang diabaikan dan dipandang sebelah mata.
“Edukasi dan kesadaran tentang kesehatan mental serta upaya destigmatisasi merupakan pendekatan-pendekatan strategis untuk mengurangi risiko kesehatan mental. Sehingga, kami sangat fokus dan konsisten pada isu kesehatan mental, sebab kita lihat ini fenomenanya seperti gunung es, ketika masyarakat semakin aware, ini akan sangat membantu dan bagus sekali,” ucap dr. Puspita, dalam keterangannya, Jumat (25/10/2024).
Lebih lanjut ia mengatakan, “Jika kesadaran pengurangan risiko pada kesehatan mental semakin meningkat, saya yakin visi Indonesia Emas 2045 akan bisa tercapai.”
Tinggalkan Balasan