Sepanjang abad ke-20 hingga awal abad ke-21, telah terjadi beberapa kasus genosida yang menewaskan jutaan jiwa. Berikut adalah beberapa contoh kasus genosida yang paling dikenal:

1. Holocaust (1941-1945)

Pembantaian sistematis terhadap sekitar 6 juta orang Yahudi Eropa oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Holocaust juga menyasar kelompok-kelompok lain seperti Sinti-Roma, homoseksual, dan penyandang disabilitas. Kekejaman Nazi dalam Holocaust inilah yang kemudian mendorong lahirnya Konvensi Genosida PBB.

2. Genosida Armenia (1915-1923)

Pembunuhan massal dan deportasi paksa terhadap sekitar 1,5 juta orang Armenia oleh Kekaisaran Ottoman (Turki). Meskipun banyak sejarawan mengakuinya sebagai genosida, pemerintah Turki hingga kini masih menolak menggunakan istilah tersebut.

3. Genosida Kamboja (1975-1979)

Rezim Khmer Merah pimpinan Pol Pot melakukan pembantaian terhadap sekitar 1,5-3 juta warga Kamboja, terutama kaum intelektual dan minoritas etnis. Mereka berupaya menciptakan masyarakat agraris komunis murni dengan menghapus semua unsur “borjuis”.

4. Genosida Rwanda (1994)

Dalam waktu hanya 100 hari, sekitar 500.000-1 juta orang Tutsi dan Hutu moderat dibantai oleh milisi Hutu ekstremis. Genosida ini dipicu oleh propaganda kebencian yang disebarkan melalui radio. Kasus Rwanda menjadi contoh bagaimana genosida dapat terjadi dengan sangat cepat di era modern.

5. Pembersihan Etnis di Bosnia (1992-1995)

Selama perang Bosnia, pasukan Serbia melakukan pembunuhan massal dan pengusiran paksa terhadap warga Bosnia Muslim. Peristiwa paling terkenal adalah pembantaian Srebrenica yang menewaskan lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim.

6. Genosida Darfur (2003-sekarang)

Konflik di wilayah Darfur, Sudan, telah menewaskan ratusan ribu orang dan mengungsi jutaan lainnya. Pemerintah Sudan dituduh melakukan genosida terhadap kelompok etnis non-Arab di Darfur, meskipun mereka membantah tuduhan tersebut.

Kasus-kasus di atas menunjukkan bahwa genosida masih terus terjadi hingga era modern, bahkan setelah dunia bersumpah “Never Again” pasca Holocaust. Hal ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan upaya pencegahan yang lebih efektif dari masyarakat internasional.



Source link