Kisah Orang Alim yang Bisa Berbuat Baik kepada Fakir Miskin dari Toilet, Jangan Ditunda Kata Buya Yahya
Menurut Buya Yahya, ketika Allah SWT menanamkan kerinduan untuk berbuat baik di hati seseorang, itu harus segera diwujudkan. “Jika ditolak atau ditunda, rasa itu tidak akan kembali dengan kekuatan yang sama,” katanya, mengutip kata-kata Imam Al-Haddad.
Kisah tersebut mengajarkan bahwa kebaikan tidak menunggu situasi yang sempurna. Buya Yahya menekankan bahwa manusia seringkali menunda-nunda kebaikan dengan alasan yang beragam, padahal kesempatan itu mungkin tidak datang dua kali.
Niat yang baik, lanjutnya, harus segera diimplementasikan, meski kondisi tidak ideal. Alim yang saleh dalam cerita tersebut memberi teladan tentang kesungguhan dalam menjaga niat baik dan menjalankannya dengan segera.
Buya Yahya mendorong setiap orang untuk tidak menyepelekan dorongan hati yang ingin berbagi atau membantu sesama. “Kerentek, atau dorongan hati untuk berbuat baik, adalah karunia yang patut disyukuri dan harus segera diikuti,” ungkapnya.
Penting untuk menyadari bahwa kebaikan yang datang ke hati tidak selalu bertahan lama. Buya Yahya mengingatkan bahwa menunda kebaikan bisa berarti kehilangan peluang untuk mendapat pahala yang besar.
Menghadirkan pelajaran yang mendalam, Buya Yahya berpesan bahwa setiap kali ada keinginan untuk berbuat baik, jangan pernah membiarkannya berlalu. Menunda kebaikan sama saja dengan menutup pintu rahmat yang Allah SWT kirimkan melalui niat tersebut.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa adab dan kehati-hatian tetap perlu, tetapi keinginan untuk kebaikan harus selalu diutamakan. “Jangan sampai keinginan baik itu sirna hanya karena menunda,” tutur Buya Yahya.
Penutup kisah ini menegaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kebaikan bisa muncul dalam bentuk dorongan hati yang sederhana. Memanfaatkan momen tersebut adalah cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memberikan manfaat kepada sesama.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Tinggalkan Balasan