Kejadian ini membuat orang-orang terheran-heran melihat Mbah Soleh yang seolah hidup kembali. “Orang-orang terheran melihat Mbah Saleh hidup lagi,” ucap narator.

Fenomena ini terjadi beberapa kali, mengakibatkan makam Mbah Soleh menjadi sembilan jumlahnya.

Mbah Soleh yang wafat pada masa pemerintahan Sunan Ampel meninggalkan jejak spiritual yang penting. “Hal ini terulang beberapa kali sehingga makamnya jumlahnya ada sembilan,” jelas narator.

Makam Mbah Soleh yang berjumlah sembilan ini menjadi simbol dari keistimewaan dan keberkahan hidupnya.

Sunan Ampel sendiri wafat pada tahun 1481, dan Mbah Soleh meninggal dunia beberapa bulan setelahnya. “Ketika makam Mbah Soleh berjumlah sembilan, Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 dan disusul beberapa bulan kemudian Mbah Soleh meninggal dunia,” terang narator.

Kisah ini menyoroti betapa besar pengaruh Mbah Soleh dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat saat itu. Makam Mbah Soleh yang berjumlah sembilan menjadi pengingat akan dedikasi dan ketulusan dalam beribadah serta pelayanan kepada masyarakat.

Cerita ini juga menegaskan bahwa dedikasi Mbah Soleh dalam menjaga kebersihan masjid dan pengabdiannya kepada Sunan Ampel meninggalkan warisan yang tak terlupakan.

“Wallahu a’lam,” tutup narator, menandakan bahwa segala sesuatu adalah ketentuan Allah dan penuh dengan hikmah.

Melalui kisah ini, masyarakat diharapkan dapat meneladani sikap Mbah Soleh dalam menjaga kebersihan dan dedikasi dalam beribadah.

Kisah Mbah Soleh memberikan pelajaran penting tentang pentingnya keikhlasan dan pelayanan kepada Tuhan dan sesama.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul



Source link