“Pak, tolong belikan anggur, saya ingin sekali,” ucapnya. Meski sadar waktu sudah terbatas, sang suami segera bergegas menuju pasar untuk mencari anggur yang diinginkan istrinya.

Sayangnya, pencarian anggur memakan waktu cukup lama. Ketika ia akhirnya menemukan anggur tersebut, ia langsung berlari kembali ke pelabuhan.

Namun, setibanya di dermaga, kapal yang seharusnya mereka tumpangi sudah mulai berlayar meninggalkan pelabuhan. Pria itu terduduk lesu, memikirkan nasibnya yang tertinggal dan kehilangan kesempatan berangkat haji.

Di tengah kesedihannya, seorang pria tak dikenal menghampirinya dan memberikan saran tak terduga, “Datanglah kepada Mbah Kholil Bangkalan. Utarakan musibah yang menimpa dirimu,” ucapnya.

Tanpa berpikir panjang, pria tersebut langsung berangkat menuju kediaman Mbah Kholil di Bangkalan.

Sesampainya di kediaman Mbah Kholil, pria itu segera menceritakan peristiwa yang dialaminya. Namun jawaban yang diberikan Mbah Kholil mengejutkannya.

“Ini bukan urusan saya, ini urusan pegawai pelabuhan,” jawab Mbah Kholil singkat.

Meski merasa bingung, pria itu tidak menyerah. Ia kembali ke pelabuhan dengan harapan ada bantuan lain, tetapi lagi-lagi orang di sana menyarankannya untuk menemui Mbah Kholil.

Hingga tiga kali ia bolak-balik antara pelabuhan dan Bangkalan dalam usahanya mencari jalan keluar dari masalahnya.

 



Source link