Jarang Diketahui, Gus Baha Ungkap Perbedaan Jin dan Setan
Gus Baha melanjutkan penjelasannya tentang kategori makhluk tak kasat mata ini. “Ada manusia dan jin yang disebut dalam konteks identitas (ismiyah),” ujarnya. Di sisi lain, ada pula setan, yang bisa mengacu pada iblis dan turunannya, yang memang memiliki tujuan merusak dunia dan menyesatkan manusia.
Dalam penjelasannya, Gus Baha menegaskan bahwa jin sebagai identitas adalah makhluk yang tidak terlihat, sedangkan setan dapat menjadi identitas khusus bagi iblis dan keturunannya. Namun, istilah setan juga bisa digunakan dalam makna sifat, yaitu mereka yang gemar berbuat kerusakan. “Setan juga bisa berasal dari kalangan jin maupun manusia,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gus Baha menuturkan bahwa setan bisa berasal dari kalangan jin maupun manusia. Hal ini merujuk pada mereka yang menjadi perusak, pembawa godaan, dan penyebab kesesatan. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut setan dari golongan jin dan manusia, menunjukkan bahwa sifat setan bisa hadir dalam berbagai bentuk.
Gus Baha juga menyinggung tentang turunan iblis. “Iblis adalah bapak dari segala keburukan,” ujarnya. Ia bertugas mengganggu dan menjerumuskan manusia ke dalam kejahatan, dan wasiatnya untuk menebar kerusakan terus diwarisi oleh keturunannya, yang menjadi setan dalam sifat.
Jin sendiri, menurut Gus Baha, diciptakan dari api. “Mereka memiliki peran dan kehidupan tersendiri, meskipun berbeda dengan manusia,” jelasnya. Jin dapat melihat manusia, namun manusia tidak dapat melihat jin. Sifat tersembunyi ini membuat jin kerap menjadi objek ketakutan dan misteri dalam kehidupan manusia.
Lebih lanjut, penjelasan Gus Baha membahas bagaimana jin dan setan memiliki peran dalam menyesatkan manusia. “Jin yang memiliki kecenderungan menjadi setan akan melaksanakan tugas menggoda manusia,” paparnya. Sementara itu, manusia yang memiliki sifat seperti setan adalah mereka yang dengan sengaja merusak kehidupan orang lain.
Tinggalkan Balasan