Buya yahya mengatakan, sunnah yang sering dilewatkan imam dalam sholat berjamaah adalah meluruskan shaf makmum. Sebagian imam kerap kali setelah iqomah langsung takbiratul ihram, tanpa menoleh ke belakang memastikan shaf makmumnya lurus dan rapat.

Padahal, kata Buya Yahya, dalam hadis riwayat Muslim telah diterangkan bahwa Rasulullah SAW telah mengajarkan untuk meluruskan shaf makmum sebelum sholat berjamaah dimulai. Berikut redaksi hadis tentang ini dari Abu Mas’ud.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلاةِ وَيَقُولُ : ( اسْتَوُوا , وَلا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ 

Artinya: “Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memegang pundak-pundak kami sebelum shalat, dan beliau bersabda: luruskan (shaf) dan jangan bengkok, sehingga hati-hati kalian nantinya akan bengkok (berselisih) pula.” (HR. Muslim, no. 432). 

“Nabi itu dalam merapikan barisan sholat seperti mengatur barisan dalam perang. Imam yang berhak mengatur, yang lain membantu,” kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Senin (4/11/2024).

Oleh karenanya, Buya Yahya mengingatkan agar dalam memilih imam tidak hanya fokus pada orang yang punya hafalan Al-Qur’an banyak tapi tidak memperhatikan bagian fikihnya. Menurut Buya Yahya, jika imam hanya dipilih karena hafalannya bisa jadi masalah.

“Belajar ilmu bagaimana jadi imam biar sempurna jemaah imamnya. Fikih jemaah bisa dipelajari hanya setengah jam saja. Yang penting dia jadi imam harus mengerti bagaimana tata cara berjamaah,” tutur Buya Yahya.



Source link