Terkadang, menurut Gus Baha, yang kita anggap sebagai halangan atau kesulitan, justru adalah bentuk penjagaan Allah terhadap harga diri kita. Dengan ini, Gus Baha mengajak umat untuk melihat ujian sebagai anugerah yang mungkin saja belum disadari.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa saat teman-teman menjauh di kala kita jatuh, Allah memberi ruang untuk menata diri dan introspeksi.

Dalam kesepian itulah, seseorang bisa lebih dekat dengan Allah dan lebih memahami bahwa tidak ada yang benar-benar abadi dalam hidup kecuali hubungan dengan Sang Pencipta.

Dengan kisah tersebut, Gus Baha berharap agar orang-orang yang sedang mengalami masa sulit tidak mudah berkecil hati atau menganggap dirinya tidak berharga. Sebaliknya, setiap individu harus meyakini bahwa Allah tidak akan memberi ujian tanpa maksud yang baik di baliknya.

Lebih jauh, Gus Baha juga mengajak umat untuk lebih berhati-hati dalam memilih teman. Menurutnya, banyak orang yang mendekat saat kita berada di puncak, namun hanya sedikit yang tetap setia di kala kita jatuh. Hal ini, menurutnya, adalah ujian dari Allah untuk mengajarkan siapa teman sejati yang benar-benar peduli.

Bagi Gus Baha, kehadiran teman sejati adalah mereka yang datang bukan untuk mencari keuntungan, melainkan sebagai sahabat yang tulus mendampingi. Namun, jika mereka tidak ada, itu artinya Allah sedang mengajari seseorang untuk bersandar penuh kepada-Nya, bukan kepada makhluk.

Kisah ini juga mengandung pesan bahwa dalam kondisi miskin atau kaya, manusia tetap harus mengedepankan rasa syukur dan tidak menyalahkan orang lain.

Gus Baha mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati bukanlah banyaknya harta atau teman, tetapi ketenangan hati yang bersumber dari kedekatan kepada Allah.

Gus Baha menutup pesan tersebut dengan harapan agar setiap orang dapat belajar melihat sisi baik di balik setiap ujian. Menurutnya, yang terpenting adalah tetap berbaik sangka kepada Allah dan memahami bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya dengan maksud yang baik.

Kisah ini menyadarkan banyak orang bahwa kehilangan teman di saat-saat sulit bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, itu bisa menjadi awal untuk lebih dekat kepada Allah dan menemukan nilai sejati dari kehidupan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul



Source link