Cerita Nurul dan Zahra Usai Ikut Digital Talent Scholarship, Banjir Job!
Potensi ekonomi digital memang besar. Kini semua memang serba internet. Miliaran orang meriung di sana. Data We Are Social menyebut pengguna internet global mencapai 5,35 miliar pada Januari 2024.
Jumlah itu setara 66,2% populasi dunia yang totalnya 8,08 miliar. Sementara, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat pengguna internet di Tanah Air pada 2024 mencapai 221,56 juta orang.
Catatan itu bukan cuma angka mati. Data-data itu menunjukkan betapa besarnya kue ekonomi digital dunia. Saat menghadiri Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan pada 1 Agustus lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan potensi ekonomi digital mencapai Rp5.800 triliun.
“Saya sudah berulang kali menyampaikan soal potensi, peluang digital Indonesia ke depan. Ekonomi digital akan tumbuh empat kali lipat di tahun 2030, mencapai USD210-360 billion atau kalau dirupiahkan bisa di angka Rp5.800 triliun,” kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, pembayaran digital juga akan tumbuh 2,5 kali lipat di tahun 2030, mencapai USD760 billion atau setara Rp12.300 triliun. Pertumbuhan tersebut, kata dia, bisa dicapai karena Indonesia didukung oleh puncak bonus demografi di tahun 2030, yaitu 68% berusia produktif.
Selain itu, lanjut dia, saat ini jumlah ponsel aktif di Indonesia mencapai 354 juta, artinya melebihi jumlah penduduk saat ini yang mencapai 280 juta.
“Artinya, satu orang bisa memiliki ponsel lebih dari satu. Dengan jumlah pengguna internet yang sudah mencapai 185 juta, juga jumlah yang sangat besar sekali. Potensinya besar sekali,” ujar Jokowi.
Besarnya potensi ekonomi digital itu berarti peluang terbuka lebar. Pada 2016, Bank Dunia menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital antara tahun 2015 hingga 2030 untuk mendongkrak ekonomi digital.
Sedangkan survei World Economic Forum pada 2023 menunjukkan lebih dari 75% perusahaan berencana mengadopsi teknologi seperti big data, cloud computing, dan artificial intelligence, dalam lima tahun ke depan.
“Kontribusi ekonomi digital terhadap PDB bisa lebih tinggi kalau digital talent bisa kita siapkan dengan baik,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria.
Secara global, tambah Nezar, kontribusi ekonomi digital didominasi negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan China yang sudah mencapai di atas 50% terhadap PDB. Sedangkan, kontribusi ekonomi digital Indonesia pada PDB masih sangat kecil, bahkan di bawah 10%.
“Dengan negara-negara ASEAN sekali pun kontribusi kita juga masih di bawah Singapura, Vietnam, dan di bawah Thailand,” imbuh Nezar.
Namun Nezar yakin Indonesia punya potensi besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital. Pada tahun 2030, kontribusi ekonomi digital ASEAN diproyeksikan mencapai kurang lebih USD1 triliun.
“Dan dari Indonesia sendiri itu berkontribusi hampir 40% sekitar USD366 miliar. Jadi kita bisa bayangkan bahwa kita adalah kekuatan yang besar di ASEAN,” tandas Nezar.

Tinggalkan Balasan