Meski begitu, Rasulullah SAW juga pernah mengangkat tangan dalam doa hingga terlihat putih ketiaknya. Ini menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu, mengangkat tangan dalam berdoa hingga terlihat bagian bawah lengan diperbolehkan.

Namun, sholat istisqa memiliki kekhususan, di mana kedua telapak tangan diarahkan ke bumi, sementara dalam doa-doa lain biasanya diarahkan ke langit.

Ustadz Adi Hidayat juga menekankan bahwa setiap bentuk doa memiliki adab dan etika yang berbeda. Mengangkat tangan dalam berdoa menunjukkan kesungguhan dan ketergantungan seorang hamba kepada Allah.

Dengan demikian, meski bentuk dan cara doa bisa bervariasi, inti dari doa adalah ketulusan hati dan keikhlasan dalam memohon.

Dalam penjelasannya, Ustadz Adi menegaskan pentingnya memahami makna di balik gestur doa. Allah tidak melihat seberapa tinggi tangan kita diangkat, tetapi seberapa dalam hati kita bersandar kepada-Nya. Berdoa dengan mengangkat tangan adalah simbol ketundukan dan pengakuan bahwa hanya Allah yang mampu mengabulkan doa-doa kita.

Tata cara doa dengan mengangkat tangan ini juga mengingatkan umat muslim bahwa Allah tidak pernah lelah mendengar permohonan hamba-Nya. Tidak ada doa yang sia-sia jika disampaikan dengan keikhlasan. Bahkan jika jawaban doa belum datang, pahala kesungguhan berdoa tetap akan dicatat.

Mengakhiri ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa kesungguhan dalam berdoa, termasuk mengangkat tangan, adalah bentuk pengakuan bahwa kita sangat memerlukan pertolongan Allah.

Etika berdoa ini bukan sekadar gestur fisik, melainkan simbol dari rasa butuh yang mendalam terhadap rahmat-Nya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul



Source link