3 Tantangan Perempuan Tuli untuk Mendapatkan Keadilan Gender
Liputan6.com, Jakarta Komunitas yang menyuarakan kesetaraan gender bagi perempuan Tuli, FeminisThemis, bersama Komisi Nasional Disabilitas Republik Indonesia dan Unilever Indonesia menjalankan program FeminisThemis Academy 2024.
Lewat program ini, lebih dari 150 teman Tuli mendapatkan edukasi tentang hak perempuan Tuli untuk hidup lebih aman, adil, dan setara melalui pengetahuan tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi.
Kegiatan ini diikuti pula oleh peserta laki-laki Tuli, mencerminkan kebutuhan yang setara untuk memahami materi.
Dari kegiatan workshop yang dilakukan di Bandung, Yogyakarta dan Malang, FeminisThemis menemukan banyak insight menarik dari peserta seputar tantangan yang dihadapi perempuan Tuli untuk mendapatkan keadilan gender. Hal ini disampaikan Nissi Taruli Felicia Co-Founder dan Direktur Eksekutif FeminisThemis.
Tiga tantangan utama perempuan Tuli untuk mendapatkan keadilan gender yakni:
1. Tidak terpenuhinya hak bahasa isyarat
Bahasa Isyarat belum diajarkan sejak dini di ruang lingkup keluarga, terutama di tengah keluarga Dengar. Bahkan di kebanyakan Sekolah Luar Biasa, anak Tuli masih diajarkan untuk membaca bibir dan didorong untuk belajar layaknya orang yang bisa mendengar.
“Akhirnya, banyak perempuan Tuli tidak menguasai Bahasa Isyarat, yang seharusnya menjadi hak mereka untuk dapat berkomunikasi maupun mendapatkan informasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya,” kata Nissi.
Tinggalkan Balasan